Lapak Musik ID – Lagu YKT (Yang Kan Terjalani) pernah direkam dan menjadi opsi lagu memperkuat album perdana self titled Cupumanik tahun 2005, namun urung masuk. Kini YKT dikemas ulang, agar relevan dengan zaman. Meski lagu ini lahir, saat mereka masih sering bergadang, nongkrong dan menulis lagu. Hal ini disampaikan dalam siaran resminya Kamis (7/5/2020).
Single YKT yang mengalami kelahiran kembali, ditandai dengan kehadiran Rama, gitaris awal Cupumanik. Ia beraksi mengisi harmoni di departemen gitar bersama Eski. Sound bernuansa clean berbalut string dan orkestrasi yang diarransemen mewah, itu sumbangan artistik Rama, dia ingin menonjolkan ambience dan syahdunya lagu. Akhirnya YKT menjadi pemantik mereka melakukan reuni.
Selanjutnya gitaris Eski, mementaskan nada unik tematik, menghiasi lagu dengan riff gitar yang kuat, dari intro hingga ending tanpa pengulangan. Semua berkesinambungan, berhubungan dengan tema dan ruh lagu. Kendati bercak sound kotor dari fx fuzznya masih terasa.
Sementara di divisi rhythm section, Dony dan Iyak membangun pondasi lagu mengikuti nuansa lagu yang sudah akustik, dipertegas
dengan laid-back shuffle 3/4, sisanya dibiarkan mengalir. Dony merekonstruksi dengan kejutan breakdown, tom riff dengan swing’s feel di bagian bridge dan beberapa varian lain di bagian reff.Hal serupa juga dapat ditemui pada interlude dan coda to end yang sengaja dibuat bernuansa afro-carribean (reggae), yang mengingatkan pada nuansa lagu Seven Days-nya Sting.Di vokal, Che mengaku saat rekaman, ia banyak memejamkan mata, agar menghayati lagu. Dia membayangkan seperti sedang berbicara pada seorang wanita dengan bahasa kasih.
Che berpendapat: “Menurut gue, YKT adalah perbincangan romantisme laki-laki dan perempuan”. Che lebih ‘bernyanyi’ tanpa pekik parau berkarat khasnya, yang terdengar hanya bariton yang rileks, merayu dan membuai.
Sebagai penulis lirik, Iyak mengatakan: “YKT adalah mantra cinta pelipur hati bagi siapapun yang telah setia berada di sisi. Untuk mereka para Istri atau belahan jiwa yang ikhlas menerima segala kekurangan, untuk sudi mengarungi lautan kehidupan, rela tenggelam dalam suka dan menghalau luka. Mereka adalah para pendamping untuk merajut asa, pun menua bersama. (Karmila/lapakmusik.id)