Lapak Musik ID – Film Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 yang dirilis 27 Februari lalu, mendapatkan sambutan positif dari pecinta film. Hingga hari kelima penayangan, SIM Ayat 2 sudah disaksikan lebih dari 400 ribu penonton. Perhatian kemudian tertuju pada sang kreator yaitu Timo Tjahjanto, selaku sutradara.
Dari berbagai film horor-thriller yang telah ia sutradarai, uniknya SIM Ayat 2 adalah sekuel pertama bagi Timo. Lantas mengapa Timo amat menyukai mendirect film-film bertema ‘kengerian dan sadistis’? Bagaimana sepak terjang karier Timo di dalam dan luar negeri? Mari mengenal lebih dekat tentang Timo Tjahjanto, dalam rilis yang dikirim Rabu (4/3/2020).
Timo mulai bersentuhan dengan film horor bahkan sejak masih berumur 7 tahun. Saat itu sang kakak mengajak Timo menonton film di rumah lewat Betamax Tape (sekarang sudah dalam bentuk DVD). Mengira itu film anak-anak, ternyata film yang diputar adalah film Psyco (1960). Film horor lawas Alfred Hitchock yang dibintangi Marion Crane dan Norman Bates.
Sebuah adegan penusukan dalam film hitam putih tersebut membuat Timo kecil sangat trauma. Ia sadar bahwa visual dan images dalam film akan membekas di ingatannya. Saat umur 12 tahun, Timo secara tidak sengaja menonton film IT (Stephen Kings, 1991) dan melihat Badut Pennywise yang begitu menyeramkan.
Rasa ingin tahunya tentang dunia film pun tumbuh. Ia sempat menjadi freelance sebagai story board artist dan fotografer. Saat berkuliah di School of Visual Arts, Australia pada 2002, Timo bertemu dengan
Kimo Stamboel.Panggilannya untuk mengerjakan sesuatu entertaining dan terrifying pun seolah terjawab. Klop dengan Kimo, keduanya dijuluki The Mo Brothers dan mulai memproduksi film horor pendek pertama mereka berjudul Dara (2007), bagian dari enam film pendek antologi ‘Takut: Faces of Fear’
Dara memiliki ide cerita horor yang fresh dimana seorang wanita muda bernama Dara memiliki restoran dengan sajian makanan enak, ternyata daging manusia yang menjadi bumbu kelezatan. Tak seperti kebanyakan film horor yang sekedar menjual jumpscare, The Mo Brothers lebih dari itu.
Selanjutnya, mengusung nama The Mo Brothers, Timo dan Kimo membuat film action pertama mereka berjudul Headshot (2016) yang dibintangi oleh Iko Uwais. Tak hanya diapresiasi di dalam negeri, Headshot juga menoreh prestasi dunia dengan mendapatkan standing ovation saat world premiere di Toronto International Film Festival (TIFF). Film laga ini juga diganjar penghargaan prestisius dalam ajang L’Etrange Festival Paris 2016.
Nama Timo kian diperhitungkan setelah ia merilis film The Night Comes For Us (2018), film action yang menghadirkan Joe Taslim dan Iko Uwais. Kemudian pada 2016, Timo menyutradarai film Sebelum Iblis Menjemput yang dibintangi Chelsea Islan dan Pevita Pearce. Horor, slasher dan gore menjadi elemen-elemen dalam film tersebut.
Film SIM pun melalang buana ke sejumlah festival kelas dunia LEtrange Festival Paris, US Fantastic Festival, BFI London Film dan memenangkan penghargaan sebagai film horor terbaik di SITGES Film Festival. Sukses dengan film pertama, Timo kemudian melanjutkan cerita iblis di sekuel Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 yang sedang tayang di bioskop. (Mila)